FITRA JAYA SALEH

Blogs, Ternyata menulis itu menyenangkan. Apalagi bisa menulis sesuatu yang bisa memberikan manfaat terhadap diri sendiri dan orang lain. Telah datang perintah membaca kepada umat Islam, perintah yang tidak diturunkan untuk umat-umat sebelumnya..sedangkan menulis adalah salah satu turunan dari kewajiban membaca... "Sampaikanlah walau hanya satu ayat.", begitulah perintah nabi, dan menulis bisa menjadi sebuah sarana yang baik untuk mengaplikasikan perintah untuk menyampaikan... ---Tulabi---

Sunday, September 03, 2017

FITRA JAYA SALEH (FJS) : PILIH BISNIS ATAU KELUARGA

Hari Ahad kemarin saya berkunjung ke Tasikmalaya, bertemu dengan pengusaha2 disana dan sekaligus coaching on Location langsung ke lokasi bisnis.
Salah satu yang menarik adalah saya menemukan masalah yang sering terjadi dalam praktik bisnis, yaitu perselisihan antar anggota keluarga yang sama sama menjalankan bisnis dan berakhir pada hubungan yang memburuk.
Dalam kasus lain bahkan ada yang sampai menjadi musuh padahal tadinya adalah saudara sedarah.
Bisnis family, dari namanya kita bisa lihat ada 2 institusi didalamnya yang bisa jadi berbeda Value nya. Ada institusi BISNIS dan ada institusi FAMILY.
Pertemuan 2 institusi ini yang bisa jadi berbeda Norma, value, dan prinsip seringkali menimbulkan konflik antar anggota keluarga dan sekaligus menghambat pencapaian tujuan institusi BISNIS.
Perusahaan keluarga adalah perusahan yang di kelola oleh setidaknya 2 orang anggota keluarga, misal suami dan istri, kakak dan adik, atau anggota keluarga lainnya.
Sayangnya hanya 30% perusahaan yang biasanya bisa bertahan hingga generasi kedua, karena pada umumnya perusahaan keluarga berhenti sepeninggal pendirinya. Ada semacam mitos di Indonesia, *Generasi pertama mendirikan, Generasi kedua menikmati, Generasi ketiga Menghancurkan*.
Tentu saja kita semua menginginkan perusaahan yang kita bangun atau kita kelola bisa bertahan dan berkembang ratusan tahun lamanya, seperti perusahaan2 yang bertahan ratusan tahun yang diceritakan didalam buku Good to be Great.
Survey dari Family bussiness review menunjukkan sebanyak 71% perusahaan di miliki oleh Generasi pertama, 20% perusahaan2 dimiliki oleh generasi kedua, dan hanya 9% yang dimiliki oleh generasi ketiga. Terjadi penurunan jumlah perusahaan, tidak banyak yang bisa bertahan lama jika tidak segera bertransformasi menjadi perusahaan profesional.
Saya mencatat setidaknya ada 7 wilayah konflik BISIS FAMILY. Yang menjadi sebab perusahaan2 Family tak sanggup bertahan lama karena tidak mampu mengelola dan segera menyelesaikan masalah di wilayah ini.
1. *Value Conflict,* dalam KELUARGA nilai-nilai yang ada dibangun berdasarkan emosi, keanggotaannya seumur hidup dan enggan untuk berubah. Sedangkan bagi institusi BISNIS pembagian dilakukan berdasarkan tugas, tidak emosional, data oriented, keanggotaannya berdasarkan prestasi dan kontribusi, dan cenderung suka perubahan.
Perbedaan ini jika tidak mampu untuk dikelola maka akan berlawanan. Membuat hubungan keluarga menjadi rumit dan menghambat bertumbuhnya bisnis karena hal itu.
2. *SUCCESION,* peralihan kepemimpinan dalam BISNIS FAMILY paling sering memakan korban. Siapa yang pantas untuk melanjutkan bisnis keluarga? Bagaimana pembagiannya,? Apakah yang pantas mengelola adalah juga orang yang mendapatkan bagian paling besar dalam warisan keluarga?
3. *STRUKTUR organisasi BISNIS FAMILY* seringkali menjadikan perusahaan sebagai tempat bekerja anggota keluarga yang tidak kompenten. Ini menjadi masalah yang menghambat pertumbuhan bisnis.
4. *Alignment* atau Keselarasan. perbedaan VISI BISNIS dan VISI KELUARGA kedepan seringkali tidak menemukan kesamaan, keluarga menginginkan semua anggota keluarga bisa masuk kedalam perusahaan misalnya, sedangkan perusahaan perlu pengelolaan secara profesional.
5. *KOMPENSASI,* dalam FAMILY, kompensasi dilakukan based on Like dan dislike, sedangkan perusahaan harus nya berdasarkan Kinerja, ini sering jadi konflik.
6. *KOMPETENSI,* konflik muncul ketika apakah memilih anggota keluarga atau orang profesional untuk suatu posisi.
7. *REVENUE DISTRIBUTION,* sering kali antara anggota keluarga merasa diperlakukan tidak adil karena saudaranya yang lain mendapatkan bagian yang lebih besar darinya.
Apa Solusinya,? Bagaimana supaya bisnis bisa bertahan dan berkembang melewati beberapa generasi?
Saya bahas dalam tulisan berikut nya tentang Transformasi BISNIS FAMILY menjadi PROFESIONAL BISNIS.
Di Indonesia, Bisnis Family mirip dengan UKM, sedangkan Profesional bisnis adalah Corporate.
Selalu semangat.
Kiyai Coach FJS

Tuesday, March 10, 2009

Izinkan Abi Membahagiakanmu...

Dua bulan berlalu sudah nak, dua bulan sudah.. mungkin bagi keramaian orang, waktu selama ini tidak berarti apa-apa sayang, namun bagi bapak ini waktu yang sangat lama tidak menemanimu disana nak..dua bulan sudah berlalu dan rasa rindu kepada dirimu semakin memenuhi rongga-rongga di dalam hati ini yang membuat sesak karena dipenuhi cinta dan harap… ah, seandainya penawar rindu ini bisa bapak beli untuk mengobatinya…

Dua bulan sudah berlalu tanpa bapak disampingmu, ingin rasanya bapak selalu berada disana bersama dirimu nak, menemani saat-saat engkau belajar untuk menggerakkan jemari-jemari mungilmu, mengajarkan kepadamu tentang kehidupan yang akan engkau hadapi kelak… ah, seringkali ingin bapak mengatakan padamu bahwa kepergian ini semua untukmu nak, mencari nafkah agar engkau bahagia.. tapi sudahlah, sepertinya itu bukan alasan yang tepat untukmu…

Masih sangat segar tersimpan didalam benak bapak ketika pertama kali melihat engkau menangis, betapa bahagianya hati ini ketika itu… betapa senangnya melihat tubuhmu yang mungil dan merah ketika baru saja dilahirkan.. betapa riangnya hati bapak ketika menggendong tubuh lemahmu dan mengumandangkan kebesaran Allah dikedua telingamu… betapa riangnya…betapa bahagianya… Namun ketahuilah nak, betapa terharunya hati ini ketika melihat pengorbanan ibumu untuk dapat melahirkanmu,… maka ingatlah selalu pesan ini baik-baik nak, muliakanlah ibumu semulia-mulianya..sayangilah dirinya melebihi apapun yang engkau sayangi setelah Allah dan Rasul-Nya… karena syurgamu berada dibawah telapak kakinya.. jadikanlah dirinya bagian dari jiwamu yang selalu akan engkau bawa sampai kapanpun…

Sudah dua bulan semenjak kelahiranmu nak, Setiap harinya bapak hanya bisa mendengarkan ibumu bercerita berjam-jam dengan penuh semangat tentang perkembangan dirimu hari demi hari.. ketahuilah nak, betapa bapak dan ibumu sangat menyayangi dirimu, didalam doa-doa malam kami selalu kami titipkan harapan kepada Allah, semoga Allah mengasihi dan menyayangimu sayang…

Sudah dua bulan nak..Izinkan bapak untuk membahagiakan dan menyayangi dirimu sebagaimana Rasulullah menyayangi putri-putrinya.. walaupun masih terasa sangat jauh sekali apa yang ada pada diri bapak jika dibandingkan dengan ketulusan hati Rasulullah, namun berikanlah bapak kesempatan untuk membahagiakan dirimu sayang…

Ketahuilah nak, didalam rasa rindu bapak yang mendalam kepadamu.. tersimpan keinginan yang kuat untuk memberikan segalanya yang terbaik untukmu, ingin rasanya bapak bisa mendidikmu sebijaksana Lukmanul Hakim mendidik putranya.. atau Mengajarkanmu keikhlasan sebagaimana Ibrahim mengajarkan keikhlasan kepada Ismail.. atau seperti umar mengajarkan keadilan kepada putra-putranya.. atau juga sebagaimana Ali mengajarkan keberanian kepada Hasan dan husein.. Semoga Alllah Tabaraka wata'ala memudahkannya sayang... semoga..

Sudah dua bulan berlalu, Semoga kelahiran dirimu menambah bobot kebaikan pada bumi ini nak, semoga Allah merahmati dirimu… dan semoga engkau dijadikan seorang anak yang shaleh…

Hingga hari ini…doa-doa itu masih selalu terucap dalam tiap sujud-sujud panjang orang tuamu sayang…

(Surat Cinta dari Ayahanda---)

Fitra.

Wednesday, January 07, 2009

Merubah Jalan hidup ku

Allahuakbar…Allahuakbar…Allahuakbar…Laailahailallahu Allahuakbar ..Allahu akbar Walillahilhamd…Langit dipagi yang cerah, menyambut hari dengan penuh suka Cita..Hari yang besar dan dinanti-nanti telah tiba, “Akhirnya waktu ini datang juga” batinku bersyukur. Terdengar suara takbir menggema dimasjid-masjid menyerukan kebesaran ilahi, Pagi ini 19 Februari 1999, lebaran telah datang kembali, aku dan ibu saling bertatapan mata dan kemudian terlihat butiran butiran air mata dari matanya yang mulai menggantung di kelopak matanya yang tua dan lelah... tidak berbeda dengan lebaran tahun yang lalu, Pagi ini terasa berat, suasana hati yang berada diantara kebahagiaan menyambut hari kemenangan idul Fitri dan kepedihan beridul Fitri tanpa ayah…. Ini lebaran kedua tanpa ayah, suasananya tidak akan pernah sama dengan lebaran-lebaran sebelumnya, terasa sangat berbeda..terasa sangat sepi..tidak terasa mata yang dua tahun lalu menangis karena kepergian ayah, masih saja sekarang mengeluarkan air mata untuk kepergiannya…

Hidup tanpa seorang ayah menjadikan hari-hariku, ibu dan adik-adik terasa lebih berat, kami harus berusaha mencari nafkah sendiri untuk bisa melalui hidup. Ibu orang yang tidak pernah mau diam dan menyerah dengan keadaan, beliau berjualan baju, celana, dan pakaian-pakaian lainnya dari rumah kerumah, tetangga ke tetangga bahkan sampai keluar kota hanya untuk memperoleh beberapa rupiah agar hidup kami terus berlanjut. Maka Untuk menambah pengahasilan ibu, aku menawarkan diri menjadi pencuci piring di sebuah warung nasi milik tetangga rumah, Alhamdulillah pemiliknya mau memberikan kepadaku pekerjaan mencuci piring disore hari sepulang sekolah, selain mencuci piring terkadang aku harus pergi untuk berjualan koran dan majalah di pelabuhan kapal ketika ada kapal penumpang yang berlabuh. Yah, hitung-hitung mendapat 10.000 setiap hari sudah lumayan untuk membeli makanan, kadang juga ketika sedang mendapatkan banyak uang dari hasil jualan, aku mengajak adik-adikku ke pasar untuk sekedar membelikan es krim kesukaan mereka..

Pagi ini usiaku 15 tahun, pagi ini tahun kedua lebaranku tanpa ayah. Terlihat kesibukan rumah ketika akan berangkat bersama melaksanakan sholat idul Fitri di ”Lapangan Merdeka”. ”Fandi...Firman...ayo cepat mandi sudah hampir siang, kita berangkat sama-sama ke lapangan” teriakku memberi komando kepada kedua orang adikku agar segera bersiap-siap sholat Idul Fitri bersama-sama di lapangan. Fandi, saat ini telah berumur 10 tahun dan duduk dibangku kelas 4 SD, sedang Firman saat ini berusia 9 tahun dikelas 3 SD.

Setelah sholat Idul Fitri selesai seperti biasanya dari rumah ke rumah orang-orang biasanya bersilaturahmi dan maaf-maafan, di Ambon tempat tinggalku tidak peduli apakah Islam atau kristen, setiap Natalan dan Lebaran kami merayakannya bersama. Ketika natalan, selalu ada kue dan makanan cemilan di Rumah-rumah orang Islam untuk disediakan kepada tamu yang akan datang, begitupula sebaliknya kalau lebaran tiba. Serasa tidak pernah ada jarak antara Islam dan kristen. Agama bagi kami bukanlah sesuatu yang sensitif, bukan pula sesuatu yang penting. Ada rumah yang suaminya kristen dan istrinya Islam, ada juga yang Suaminya Islam sedang istrinya kristen, tentang anak-anaknya...yah kadang ke gereja sama maminya, kadang juga sholat jumat kemesjid dengan papinya, bukan suatu hal yang menjadi masalah di Ambon.

Aku dan adik-adikku seperti biasa setelah sholat Idul Fitri kemudian bersilaturahmi ke rumah keluarga-keluarga kami yang lain, biasanya dimulai dari jam 8 selepas sholat hingga jam 10 pagi kami kerumah-rumah keluarga dan tetangga sekitar. Baru saja aku mau keluar rumah dan berkunjung ketempat teman-teman yang lain, terdengar suara ibu dari belakang rumah mencegah dan meminta untuk dibantu membersihkan perabotan-perabotan rumah yang masih belum sempat dibersihkan dari hari-hari sebelum lebaran. Yah, ketimbang aku main keluar mendingan aku bantuin ibu pikirku. Setelah makan siang terdengar salam dari pintu depan ”Assalamualaikum” seketika itu juga tanganku segera mengambil kunci pintu yang terletak tidak jauh dariku dan sambil berjalan cepat membukaan pintu, terlihat beberapa teman sekelasku datang. Segera kubukakan pintu rumah dan mempersilahkan kepada mereka untuk masuk.

Tidak lama kami bercakap-cakap, dari belakang rumah ibu membawakan teh dan beberapa cemilan yang memang disiapkan untuk tamu yang akan datang. Setelah beberapa lama ngobrol kemudian Shinta, Theo, dan juga Rendy mengajakku sekalian untuk bersama melanjutkan kunjungan ke rumah ketua kelas kami Andrian. Shinta dan Randy beragama Islam seperti aku, sedang Theo beragama Kristen. Lalu kamipun bersama menuju rumah Andrian, ketua kelas kami.

Jarak antara rumahku dan rumah Andrian tidak begitu jauh sehingga hanya dengan berjalan kaki sekitar 30 menit kami sudah sampai dirumahnya. Ditengah perjalanan kami menemui beberapa penduduk kampung lain yang sedang tawuran, tapi melihat kondisi ini rasanya bagi kami adalah hal yang biasa saja, ini seperti pekerjaan rutin para pemuda antar kampung, biasanya tawuran, tapi jarang ada yang membakar rumah. Seperti biasa saja kami melalui tawuran antar pemuda ini, karena biasanya pun memang begitu pekerjaan mereka dan biasanya pun akan kembali reda dengan sendirinya.

Tiba di rumah Andrian sekitar pukul 3 sore, dan alhamdulillah orangnya juga ada dirumah. Ayahnya Andrian adalah seorang pelatih sepak bola daerah Ambon, aku dan teman-teman sekelaspun terkadang dilatih oleh ayahnya, sedang ibunya seorang ibu rumahtangga. Belum lama kami mengobrol, tiba-tiba dari arah luar kampung terlihat banyak orang-orang berlarian masuk kerumah masing-masing sambil berteriak-teriak. Melihat keadaan ini aku dan teman-teman menjadi bingung, dan sempat oleh ayahnya Andrian kami diminta untuk tetap berada didalam rumah dan tidak boleh keluar. Sekitar 10 menit menunggu ternyata keadaan terlihat semakin kacau, semakin banyak orang yang berteriak-teriak dan semakin ramai. ”Pa, ada apa orang-orang dong lari samua maso?” tanyaku kenapa orang-orang berlarian kepada seorang bapak yang terlihat panik, ”Islam dong su serang katong, maso..maso..jang ada yang kaluar”, dengan wajah yang penuh dengan ketakutan dia menjawab kalau mereka telah diserang orang-orang Islam dari seberang. Andrian dan keluarganya adalah muslim, namun tempat tinggalnya di daerah/Kampung (yang banyak) kristennya.

Rasa penasaranku terhadap apa yang terjadi diluar sana memaksaku untuk berlari keluar rumah dan melihat apa yang sedang terjadi, subhanallah...jalanan dipenuhi dengan orang-orang memakai senjata tajam dan saling menyerang. Diatas jembatan berukuran lebar 1 meter diatas sungai yang menghubungkan antara kampung Islam dan kampung kristen terlihat dua orang yang sedang duel dengan senjata masing-masing... ”oee abange, dong bakulai deng sapa?” (Bang, brantem sama siapa?) aku bertanya kepada seorang yang sedang bersiap menyerang dengan menggunakan parang, senjata khas maluku. Ternyata perkelahian antara dua kampung Islam dan kristen yang bersebelan dipisahkan oleh sungai, namun sampai saat itu aku masih saja belum menyadari kalau peperangan ini antara Islam dan Kristen, setahuku hanya antar kampung biasa. Kemudian aku kembali ke rumah andrian dan berlindung disana hingga merasa kondisi aman. Jam 9 malam setelah merasa agak aman dan tenang kondisinya aku memutuskan untuk pulang kekampungku, bersama dengan keempat teman-temanku yang lain. Shinta dan Theo tidak henti-hentinya menangis, setelah menelpon rumah masing-masing. Shinta baru mengetahui kalau rumah keluarganya telah dihancurkan, dilempar dan hampir saja dibakar, namun untunglah keluarganya diselamatkan oleh tetanggga-tentangga yang lain.

Sepanjang jalan perjalanan pulang, tidak pernah kami membayangkan sebelumnya melihat kota ambon dalam keadaan hancur berantakan, seluruh kota sepi bagaikan kota hantu, pertokoan-pertokoan di jalan-jalau utama juga hancur, sepertinya terkena lemparan batu. Sepanjang jalan pulang kami semua mulai merasa khawatir dengan kondisi keluarga masing-masing..

Terlihat dari jauh olehku ratusan orang yang berkumpul dan semuanya bersenjata, mereka berkumpul didekat sebuah gereja yang sangat diagung-agungkan dikota Ambon, Gereja Silo. Diriku tidak pernah menyangka, setelah mengantarkan kedua teman yang wanita untuk pulang, kemudian aku memutuskan untuk bergerak masuk kedalam gerombolan orang bersenjata parang dan tombak setinggi tubuhku. Diriku berada didalam gerombolan orang-orang itu, ratusan orang yang bersenjata, mereka menggunakan ikat kepala dan juga ikat lengan kain berwarna merah. Pikirku mereka sedang tawuran dengan kampung sebelah, aku memutuskan untuk melihat siapa yang menjadi lawan mereka. Tiba-tiba ”Jay, ose biking apa disini?” sebuah suara yang sangat aku kenal menyapaku. Wawan seorang kristen, teman baikku disekolah. Wajahnya seperti orang keheranan karena melihatku berada disana. Sama sekali tidak pernah terpikirkan olehku ini adalah perang antara Islam dan Kristen. Dengan segera dia menarik tanganku dan menagajak aku ke tempat yang sunyi kemudian memintaku untuk pulang, namun betapa polosnya aku mengatakan kepadanya kalau aku akan membantunya melawan kampung sebelah.

Wawan kemudian memisahkan dirinya dariku, dan aku berjalan semakin menuju kearah gerombolan yang paling depan, terlihat olehku sekelompok orang lainnya berdiri didepan sekitar 50 meter dekat dengan kampungku, mereka terlihat sedang menyanyi-nyanyi, dan kebanyakan diantara mereka menggunakan ikat kepada kain berwatna putih. Ditengah, antara kedua kelompok terlihat pula beberapa orang tentara dengan senjata laras panjang berjaga-jaga memisahkan keduanya. Dari arah belakangku ada seorang yang berteriak kepada para tentara yang sedang berusaha membubarkan mereka ”Kami hanya ingin melindungi gereja kami pak..”. Setelah beberapa lama disana menunggu terjadinya bentrokan, ternyata tidak terjadi juga. Sekitar pukul 11 malam badanku terasa amat letih dan bermaksud untuk pulang kerumah untuk tidur, bagiku tawuran adalah hal yang biasa aku lakukan sejak masih kecil di Ambon, hanya saja mungkin tawuran kali ini sesuatu yang lebih besar dari biasanya pikirku.

Keletihan tubuhku telah mengalahkan rasa keingintahuanku yang lebih dalam tentang semua yang terjadi, yang aku pikirkan adalah pulang dan bisa tidur dengan lelap menghilangkan keletihan tubuhku, aku sudah tidak lagi ingin menganalisa kenapa tawurannya begitu besar kali ini, mengapa orang-orang memakai tanda ikat kepala, mengapa sampai tentara harus turun tangan dengan senjata laras panjang, dan kenapa pula persenjataan yang digunakan oleh orang yang menggunakan ikat kepala merah semuanaya seragam dan sama senjatanya. Semua pertanyaan-pertanyaan itu seakan-akan tidak aku pikirkan saat itu. ”lebih baik aku pulang saja” pikirku dalam hati.

Sesampai dikampung, Masya Allah ternyata sangat ramai...seperti layaknya ada pasar malam dengan penjual yang meneriakkan barang-barang jualannya. Beberapa meter dari rumahku, terlihat ibuku berlari sambil menangis dan memeluk tubuhku sambil memegang dengan erat kedua tanganku serta memintaku untuk tidak kemana-mana lagi. Sepertinya sesuatu yang besar telah terjadi disini, namun sekali lagi keletihanku telah mengalahkan rasa keingintahuanku tentang ini semua, aku sangat letih dan sangat ingin tidur.. Baru beberapa langkah ingin menuju rumah, beberpa teman bermainku dirumah memanggil dan menceritakan tentang apa yang terjadi dari sore tadi ketika aku meninggalkan rumah. ”Katong habis bunu orang kristen, dong pung mayat katong taru sa dijalang-jalang, Barang dong jua bunu orang Islam..” terasa tidak percaya aku memelototi temanku yang sedang menceritakan peritiwa sore tadi kepadaku, dia menceritakan kepadaku kalau dia dan teman-teman yang lain baru saja membunuh beberapa orang kristen karena orang kristen juga membunuh orang islam, bahkan katanya mayatnya masih diletakkan di jalanan depan.

Tengah malam, aku masih dalam ketidakpercayaanku mendengar semua yang terjadi hari itu.. hatiku berkata, aku tidak ingin ikut-ikutan tawuran, ibuku pasti tidak akan mengijinkannya. Sementara ibuku mengurusi kedua orang adik-adikku, aku diajak oleh teman-temanku untuk melihat tubuh-tubuh tak bernyawa yang mereka habisi sore itu. Rasanya tidak percaya aku melihatnya, ”apa-apaan ini.?” tanyaku dalam hati, aku melihat banyak sekali tubuh tergeletak tak bernyawa dan darahnya bahkan masih mengalir dijalan-jalan... aku juga melihat seorang guru agama Islam disekolahku yang sedang memegang parang dan bersiap menyerang, perasaanku bertambah tidak enak, kali ini sepertinya rasa keingintahuanku yang mengalahkan rasa letihnya badanku..

”Ambil alat apa saja yang bisa digunakan untuk menjaga diri, parang, pisau, tombak atau apaun yang bisa dijadikan senjata” Seorang guru agama Islam yang seharusnya mengajarkan tentang keindahan Islam kepadaku, kali ini memintaku untuk mengambil senjata dan bersiap untuk berperang.. seketika itu pun aku mulai memahami segalanya yang sedang terjadi disini... aku berlari kencang masuk kerumahku dan mencari apa saja yang bisa aku gunakan, tapi tidak kutemukan satupun senjata karena semua senjata telah terpakai oleh paman dan juga keluarga yang lain. Aku hanya bisa menemukan sebuah kayu balok sepanjang satu meter dan beratnya kira-kira setengah kilogram, aku meminjam golok dari temanku untuk aku buat runcing ujung kayu yang aku pakai, kemudian dengan segera aku sudah berada di depan bersama pasukan lain yang telah siap berjaga-jaga dengan membuat pagar betis ditengah jalan raya yang dibatasi oleh tentara bersenapan laras panjang...

Subhanallah...aku baru saja menyadari, ternyata kelompok yang memakai ikat kepala merah tempat aku berada tadi adalah kelompok orang kristen, sedang kelompok lainnya yang memakai ikat kepala putih adalah teman-teman kampungku, orang-orang islam yang sedang bersholawat, dan bukan bernyanyi-nyanyi seperti yang aku kira... subhanallah.... Allahuakbar.

Malam semakin larut, kondisi semakin tidak bisa dikendalikan, kedua kelompok semakin banyak pendukungnya, semakin banyak orang-orang berdatangan mendukung kelompoknya masing-masing.. aku teringat akan wawan ketika dia memintaku untuk segera pulang, ternyata aku semakin menyadari segalanya yang tengah terjadi..baru saja ketika aku telah berada diantara kedua kelompok yang siap berperang...

Diriku berdiri dibarisan paling depan, aku mencoba mengenali beberapa orang yang berada disamping kiri dan kananku, kedua lutut kakiku terasa lemas untuk berdiri...jantungku terasa berdetak dengan sangat kencang..perasaanku berada diantara takut dan bersemangat, aku tidak bisa menyembunyikan kalau aku saat itu merasa takut, namun sholawat yang senantiasa dilantunkan membuat seluruh tubuhku terasa bergetar dan memiliki semangat untuk tetap menahanku berada disana bersama teman-temanku yang lain... Ketika suasana semakin memanas, kedua kelompok semakin banyak dan berani untuk tetap maju melangkah saling mendekat, jarak keduanya hingga hanya beberapa meter, terdengar tembakan beberpa kali dilepaskan ke udara oleh tentara sebagai peringatan untuk tidak maju.....

Keadaan semakin tidak bisa dikendalikan, kemudian dengan tiba-tiba kami telah berada hanya berjarak beberapa meter dengan lawan, dan tidak bisa ditahan lagi, peperangan pun pecah ditengah malam. Diriku berlari maju bersama teman-teman yang lain kearah kelompok orang kristen, aku berusaha mengayun-ayunkan kayu balok yang aku pegang kesemua arah, berusaha mengenai orang-orang kristen yang kocar-kacir berlarian... aku tidak lagi memikirkan betapa tajamnya parang yang mereka pegang juga panjangnya tombak ditangan mereka, benakku seakan-akan ingin meneriakkan ”Pergi kalian, menjauh dari kampung dan rumahku, menjauh dari keluargaku...” Tidak boleh ada dari kalian yang menyentuh keluargaku, secuil dari anggota tubuh keluargaku pun tidak...

Malam bertambah panas, suara tembakan dari pistol dan senjata laras panjang terdengar berulang-ulang...”Allahuakbar...Allahuakbar...” Aku dan teman-teman terus bergerak maju mengejar kelompok kristen, hingga..... ”Dooor..” Satu orang temanku yang berada tepat didepanku terjatuh, tersungkur ketanah..kepalanya terkena tembakan dari polisi kristen... Seketika itu juga aku dan teman-teman yang lain berusaha menarik tubuhnya yang tergeletak ditanah dan mencoba membawanya kembali berlari memasuki kampung.. ”Dor...Dor...” kami berlari tak karuan dikejar beberapa polisi sambil memegang pistol membantu pasukan kristen... kami berlari mundur tanpa komando, setiap orang berusaha menyelamatkan dirinya masing-masing, hingga pasukan kristen berhasil masuk ke daerah kampungku..mereka melompati pagar dan memasauki wilayah masjid Al-Fatah....hati kecilku menangis ”Ya Allah habislah kami...mereka (Pasukan kristen) telah menang....”..diriku hanya berdiri melihat pasukan kristen yang semakin banyak memasuki kawasan muslim, pertahanan terakhir kami. Tidak ada lagi tempat untuk mundur...ini sudah yang terakhir, dibelakang kami lautan...tidak ada lagi tempat untuk lari dan bersembunyi dari incaran pasukan merah...

Kepalaku tertunduk, meresapi kekalahan, kemudian terbayangkan dipikiranku apa yang nantinya akan terjadi karena kekalahan ini.. habislah kami orang muslim...ketika diriku terpaku merenungi kekalahan, jauh dari arah depan terdengar teriakan tabkir berulang-ulang ”Allahuakbar... Allahuakbar...Maju....” aku mengangkat tubuhku dari tanah aspal ditengah jalan dan melihat kearah depan. Orang-orang kristen yang tadinya telah memasuki wilayah mesjid kini semuanya berlarian tunggang langgang keluar melompati pagar masjid. Melihat moment itu, aku dan teman-teman lainnya tidak tinggal diam dan kami pun kembali mengejar dan berhasil mengusir pasukan kristen hingga ke daerah mereka...Allahuakbar.. Tidak tahu kekuatan apa yang telah membuat pasukan kristen yang awalnya telah menang dan berhasil memasuki wilayah mesjid, tiba-tiba berlari seperti orang ketakutan melihat setan... Ternyata Allah Swt telah memberikan kepada kami apa yang telah dijanjikan-Nya..sungguh siapa yang berjuang di Jalan Allah, Allah pasti akan membantunya... Allah pasti akan membantunya...dan Dia tidak akan pernah mengingkari...

Diriku sudah tak lagi memikirkan keletihan yang sebelumnya sangat berat terasa membebani tubuhku.. Pertempuran terjadi hingga pagi pun tiba, sekitar jam 5 banyak berdatangan pasukan keamanan dari marinir yang kemudian memisahkan kedua pasukan.. Namun kami tetap berjaga-jaga jangan sampai kebobolan. Senja itu aku memutuskan kembali kerumah dan bermaksud untuk beristirahat menenangkan diri. Tiba dirumah seperti biasa, ibu menanyakan banyak..”Dari mana saja kamu nak..?” ”Lain kali jangan ikut-ikutan lagi..” yah, akupun memahami perasaan seorang ibu yang tidak menginkan terjadi apa-apa terhadap anaknya. Pertanyaan ibu aku biarkan begitu saja, tidak aku jawab dan hanya sedikit senyum dari sisa-sisa tenaga yang masih tersimpan... kemudian aku naik ke kamarku dilantai dua dan tidur...

Pukul 8 pagi..”Nak..nak bangun nak.., kamu tolong bantu orang-orang didepan.. orang kristen sudah masuk kampung dan membakar rumah-rumah...” Nyawaku belum terkumpul semuanya, masih diantara tidur dan terbangun, kata-kata ibu terdengar pelan.. mataku terbuka melihat sejenak kewajah ibu..dan aku baru bisa memahami maksud ibu setelah beberapa detik lamanya.. ”Subhanallah, ibu sudah merelakan aku” hatiku berkata, tidak menunggu lama aku langsung melompat dari tempat tidurku dilantai dua ke lantai dasar dengan segera, kemudian mengikat barang-barang yang bisa diselamatkan dengan kain untuk dibawa mengungsi ke masjid. Sambil memikul beberapa barang yang bisa dibawa, aku juga menggandeng nenekku, ibu dari ibuku, yang sudah berumur dan sulit untuk jalan, apalagi harus berlari dalam keadaan seperti itu. Terasa sangit pedih didalam hatiku.. terasa sakit menerima perbuatan orang kristen ini.... sambil berlari menyelamatkan barang-barang yang bisa diselamatkan, aku tidak bisa menyembunyikan airmata yang keluar menetes karena kepedihan yang terasa...sampai-sampai didalam benakku aku berjanji akan menghabisi setiap orang kristen yang aku temui nanti...

Setelah mengungsikan ibu dan nenekku, Aku telah siap kembali berdiri didalam pasukan bersama teman-temanku, menggunakan celana panjang jeans dan kaos tanpa beralaskan sepatu atau sendal, aku memberanikan diri dengan berbekal sebuah golok pinjeman dari teman. Aspal terasa semakin panas membakar kaki, namun tidak mengurungkan niatku untuk bersama teman-teman yang lain berusaha melindungi rumah-rumah kami dari pasukan merah yang semakin mendekat.. Jarak antara kami dan mereka sekarang sekitar 20 Meter, aku lihat kearah kananku, terlihat Fandi dan Firman juga ikut dalam barisan itu...Subhanallah mereka masih terlalu kecil untuk ini semua...hatiku menangis. Salah seorang dari pasukan muslim maju ke tengah-tengah sambil mengacungkan pisau dan meminta adu tanding satu lawan satu..baru saja dia berteriak untuk adu tanding, sebuah busur panah melesat dari arah pasukan merah, tepat mengenai telinga seorang dari pasukan muslim, dan tanpa menunggu lagi..pagi menjelang siang itu, perang kotapun pecah...

Banyak diantara teman-temanku yang menjadi korban siang itu...peperangan terjadi selama tiga hari tiga malam.. tidak henti-hentinya korban berjatuhan, suara tembakan dari tentara dan polisi pun terdengar seperti banyaknya air hujan yang jatuh mengenai atap rumah..Pada hari kedua, aku merasa sangat letih, kedua telapak kakiku terkelupas karena bergesekan dengan aspal selama dua hari, aku memutuskan untuk pulang dan beristirahat sebentar pada hari kedua, tapi...melihat teman-teman lain yang terus berjuang, tak sampai hatiku meninggalkan mereka.., aku kemudian memaksakan diri untuk turun ke lapangan bersama pejuang yang lain...tiga hari tiga malam pertama yang sangat berat...perang baru bisa dikendalikan pasukan keamanan dari TNI dan Polisi setlah banyak bantuan tenaga tentara yang didatangkan dari surabaya dan makasar..

Sungguh tiga hari pertama yang melelahkan, tidak ada waktu yang luang bahkan hanya untuk sekedar menyantap makanan mengisi perut, semuanya terjadi begitu cepat.. rumah terbakar dimana-mana..mayat tercecer diemperan-emperan toko...darah mengalir dijalan-jalan...korban luka-luka memenuhi setiap ruangan rumah sakit hingga ke setiap bagian rumah sakit dipenuhi korban luka-luka dan meninggal dunia..semuanya terjadi begitu cepat.. Pada sore harinya, ketika suasana mulai terkendali, korban meninggal dunia diantarkan jenazahnya bersama-sama menuju ke pemakaman..pemakaman yang saat ini diberinama ”Makam Syuhada”... seindah-indahnya tempat peristirahatan yang aku inginkan... tempat yang ketika berkunjung kesana akan selalu mengingatkan kembali diriku akan hari-hari yang penuh dengan perjuangan...

Dua hari yang tenang setelah perang terjadi, kemudian terjadi perang lagi setelah itu...kembali lagi ke hari-hari penuh perjuangan, namun kali ini kami telah lebih siap, namun kali ini kami sudah lebih lengkap persenjataan yang kami buat sendiri... kali kedua ini kami tidak akan mundur lagi...kemudian perangpun berlangsung hingga berhari-hari.. rumahku pun habis terbakar, namun kemudian bisa kami bangun lagi setelah perang usai.

Setelah perang usai, ibu memutuskan bahwa aku harus tetap sekolah, kemudian akupun merantau seorang diri kejakarta untuk melanjutkan sekolah.. bermula di jakarta aku pun belajar banyak tentang Islam, dan terutama tentang Jihad.. aku mulai gemar mengikuti pengajian-pengajian, mendengarkan ceramah-ceramah agama.. Rasanya sepertinya aku telah menemukan ”bentuk asli” jati diriku di jakarta.. aku mulai dekat dengan pengurus-pengurus masjid dan Rohis...Rasanya seperti menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah aku temui di ambon..islam yang sesungguhnya, bukan islam di ambon yang menyamakan semua agama dan tidak membeda-bedakan aqidah...

Hari-hariku dijakarta aku penuhi dengan belajar dan mengaji, pertama kali merantau memang terasa sulit rasanya, di jakarta kadang makan kadangpun tidak.. namun diriku meyakini sepenuhnya bahwa Allah lah yang menjaga diriku, memberi aku makanan dan Dia tidak akan mendzolimi hambanya...Setelah lulus dari SMU 13 di Jakarta utara, akupun kemudian melanjutkan kuliahku di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Solo. Kehidupanku berubah drastis 180 derajat dari kehidupan di Ambon.. Aku tidak lagi suka berkelahi seperti masa-masaku di Ambon, sholat lima waktuku mulai aku jaga walau pada awal-awalnya sering bolong, aku mulai memahami betapa berdosanya aku ketika diambon dulu sering bersuara keras terhadap ibuku.. tidak ada lagi kata-kata kasar yang keluar dari bibirku seperti sehari-harinya aku di Ambon... cara berbicaraku rasanya menjadi lebih sopan dan halus..tidak ada lagi kasarnya ambon pada sifatku, tidak ada lagi kerasnya ambon pada tingkahku..., aku sangat bersyukur. Allah telah mengenalkan kepadaku Islam melalui peristiwa ini... Allah telah memberikan aku ilmu melalui cara yang tidak banyak didapati orang lain...Subhanallah, Dia lah Allah yang maha benar juga maha mengetahui hamba-hambanya...

Saat ini aku telah menikah dan memiliki 3 orang putra, Muhammad Fiidinillah Azis Saleh, Muhammad Fathin Mubarok dan Muhammad Abqory Raihan. Terimakasih kepada istriku tercinta Andina widiastuti, kecantikan dirimu dan keihklasan hatimu mendampingiku dalam kehidupan yang sulit telah membuat para bidadari syurga merasa iri dan cemburu kepada mu...

”Fainnama’al ’usri yusraan, innama’al ’usri yusraa”
”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Ingin aku memelukmu..


Assalamualaikum.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan” (Qs Al-ahqaaf:15)

Sebel, engkau selalu memerintahkan aku untuk mengerjakan ini dan mengerjakan itu.. aku sering kali merasa marah karena selalu disuruh-suruh dirimu.. engkau menyuruhku mencuci piring, bukan hanya piring yang aku pakai setelah makan, tapi semua piring kotor setelah memasak, aku juga sering marah ketika engkau memintaku untuk menjajakan kue jualan buatanmu.. ketika pulang sekolah engkau juga tidak mengijinkan aku untuk bermain dengan teman-temanku sebelum pekerjaan rumahku selesai..padahal kulihat keluar rumah teman-temanku sedang asyik bermain..

Aku sering kali menyimpan amarah dalam hati ketika tidak dapat berbuat apa-apa didepanmu, aku menjadi marah ketika engkau memintaku untuk memijit kedua kakimu yang letih..aku juga tidak suka ketika engkau selalu membangunkan aku di pagi hari buta untuk menimba air untuk dimasak ketika orang lain masih tertidur..sepertinya aku selalu saja disuruh-suruh, Namun saat ini aku sangat menyadari kenapa engkau melakukan itu semua untukku, akupun saat ini memahami apa maksud dari semua yang engkau ajarkan kepadaku ibu,.. karena engkau tahu suatu saat nanti akupun akan menjadi dewasa dan berkeluarga, menjadi ayah yang baik untuk anak-anakku nanti..

Masih segar dalam ingatanku ketika engkau menungguiku pada hari pertama aku mulai masuk sekolah dasar.. engkau duduk diluar kelas sambil menungguiku hingga selesai belajar, engkau tidak perduli dengan teriknya panas matahari ataupun keletihan menunggu ku.. sesekali ku tengokkan kepalaku melalui jendela dan masih melihat dirimu duduk diluar kelas menungguiku sambil menahan kantuk karena beraktivitas sejak subuh hari..

Saat aku menangis diwaktu kecil, engkaulah yang selalu menyediakan pelukan hangat untuk membuatku terasa nyaman, engkau selalu menyempatkan waktu untuk menemani diriku ketika aku sakit, bahkan engkau tidak rela ada satupun nyamuk yang menggigit tubuhku ketika aku tertidur dalam pulasku..ibu…

Telah aku pahami semuanya skarang bu, dalam marahku diwaktu kecil kepadamu ternyata terdapat pelajaran yang berharga untukku, dalam sedihku disaat aku kecil, ternyata terdapat kasih sayang yang mendalam untukku ibu…maafkan aku bu, kerutan didahi dan pipimu membuat engkau terlihat semakin lelah dalam hari-hari berjuangmu…skarang telah aku pahami semuanya…

Saat ini aku telah berada jauh darimu, senyum manismu dulu yang sering menghiburku disaat aku lemah..skarang sangat aku rindukan.. maafkan aku ibu, aku ingin menjadi orang tua seperti dirimu yang memberikan segalanya untuk anakmu namun tidak pernah engkau meminta untuk dibalas….maafkan aku ibu, karena tidak bisa menemani dirimu disaat engkau semakin tua dan sakit-sakitan.. maafkan diriku ibu, karena belum bisa membahagiakan dirimu…aku selalu bisa berharap menjadi anak yang baik untukmu..Semoga Allah Swt mengabulkan doaku ibu..

Aku selalu mencintaimu bu…
Ananda, Fitra..

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (Qs Al-israa’:23)

Wednesday, December 10, 2008

Menikmati Kesengsaraan

Assalamualaikum.

Ada sebuah cerita menarik yang disadur dari salah satu serial cerita tv kuno 'Twilight Zone' yang bercerita tentang seorang penjahat yang meninggal dunia. Ketika dia mau mati, dia sudah merasa pasti akan masuk neraka. Nah ketika dia mati, tiba-tiba dia dibangunkan. Dia melihat sesuatu yang tidak diharapkannya. "Wah kok suasananya bagus. Indah menarik dan menyenangkan sekali ya," katanya dalam hati. Dia melihat semua serba berkilau dan membuat bahagia.

"Aduh rasanya saya keliru terkirim ke surga," katanya lirih. Tiba-tiba seorang bidadari mendatanginya. "Ayo-ayo bangun. Kamu ingin apa ? Di sini kamu
ingin apa saja diberi." Awalnya dia ragu. Tapi memberanikan juga untuk meminta, "Saya tidak mau kerja." "Ok," kata bidadari. Ting! Dengan simsalabim ala negeri dongeng, Maka dia tidak usah kerja. Semuanya tercukupi.

Setelah keinginannya terwujud, dia mulai berani
untuk meminta lagi., "Saya boleh minta lagi ?" "Boleh," kata bidadari, "Kamu minta apa ?" "Saya minta uang yang banyak." Ting! Maka keluar uang yang banyak. Dia beli apa saja bisa. Dia ingin beli mobil baru, bisa. Beli apa saja, bisa.


Lalu dia datang lagi ke bidadari. "Bidadari, saya minta rumah yang bagus," pintanya. Ting! Dia dapat rumah yang sangat mewah, indah dan semuanya ada. "Wah apapun dikasih katanya. Ini betul-betul surga," teriaknya senang. Kemudian dia kembali ke bidadari. "Saya bisa tidak minta wanita- wanita yang cantik ?" Ting! Maka ada 10 wanita yang cantik yang siap melayani dia terus.

Dia senang sekali. Uang ada. Punya rumah. Dikelilingi wanita-wanita cantik. Dan dia tidak usah kerja. Makan apapun bisa sekenyang-kenyangnya.
Hari-harinya pun berlalu begitu cepat. Sebulan, 2 bulan, 3 bulan dia mulai bosan,Jenuh,semuanya terasa begitu mudah,.dia tidak mau segala keenakan ini. Rasanya lama-kelamaan bikin 'eneg', Mual.

Maka dia menghadap bidadari
kembali. "Bidadari, saya mau kerja," katanya. Bidadari itu heran, "Tidak bisa, tidak bisa. Di sini tidak perlu kerja. Tidak ada kerjaan. Kamu tidak usah kerja. Kamu nikmati saja segala kenikmatan ini." Dia bingung. Kembali ke kegiatan sebelumnya dan dia coba menikmati lagi surganya. Makan lebih banyak lagi, sampai gendut. Tapi dia tetap jenuh karena tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan. Kejenuhan itu membuatnya seperi orang gila,Dia kembali lagi bidadari. "Pokoknya aku minta kerja," katanya. Dan biadadari tegas berkata, "Tidak bisa. Di sini tidak ada kerja."

Akhirnya dia tidak tahan. Penjahat ini mengaku, "Bidadari yang baik, saya sebanarnya adalah penjahat. Saya tidak layak masuk surga ini. Saya seharusnya masuk neraka. Kalau di neraka, saya bisa kerja. Bahkan kerja keras. Saya bisa merasakan sakit dan sengsara. Saya tidak mau segala ini. Ternyata kenikmatan ini tidak enak," teriaknya marah.

Tiba-tiba wajah bidadari yang cantik dan menyenangkan dilihat ini, tiba-tiba berubah menyeramkan. Wajahnya berubah menjadi setan. Dia berkata keras, "Sebenarnya ini adalah neraka."

Saudaraku, tulisan ini tidak bermaksud ingin mengatakan supaya sebaiknya kita semua menjadi penjahat supaya bisa masuk surga. Namun manusia baru ingat dan menghargai segala kenikmatan yang dia rasakan, ketika kesedihan dan kesengsaraan juga dirasakannya. Karena kehidupan adalah sebuah keseimbangan antara kenikmatan dan penderitaan, inilah yang memperkaya kazanah kehidupan kita. Begitulah kehidupan, kadang kita diberi kenikmatan dan terkadang diberikan pula kesedihan, semua itu agar kita dapat mensyukuri apa yang telah kita miliki, apa yang Allah Swt berikan kepada kita....

Selamat menghargai kesengsaraan anda, karena disanalah akan anda temui kenikmatan yang lebih dalam hidup.

Solo, ditengah rintik hujan.

Wednesday, September 10, 2008

Rahasia Para Pejuang Hidup

Assalamualaikum.
Ba’da tahmid dan Sholawat.
Iseng, teman-teman angkatan saya di Kost Tsaqofi dulu sering bilang kalau saya suka Iseng, pertama kali masuk Tsaqofi semester 1 saya menempati kamar paling ujung dekat kamar mandi yang kalau hujan airnya sering masuk ke kamar, sehingga kamarnya lembab. Yah, waktu itu sih mikirnya...”namanya juga Junior, jadi diberi kamar yang paling ujung dan paling serba susah, soalnya kalau ada yang nge-rendam cucian kelamaan, pasti baunya ke kamar saya....” . Belum genap seminggu di Tsaqofi, pintu kamar yang saya tempati, saya corat-coret menggunakan spidol, saya penuhi dengan gambar-gambar dan tulisan. Seperti “Selain karyawan dilarang masuk” , “STOP” dll. Setahun kemudian pindah kamar ke depan, kamar pertama sebelah kiri ketika masuk Kost, Pintunya juga tak luput dari bakat seniman kambuhan yang suka corat-coret. ..Kakak tingkat saya hanya bisanya geleng-geleng, he..

Biasanya teman-teman disetiap kamar di kost Tsaqofi juga masing-masing punya white board agenda, bentuknya agenda harian yang ditempel di dinding, yah maklumlah kata orang ini Kost nya para aktivis...White board nya biasanya berisi agenda-seperti seperti “Rapat PHT jam 4 sore” atau “Aksi bersama di Gladak” atau juga “Mabit di NH” dan juga agenda-agenda aktivitas kampus yang lain... nah biasanya kalau lagi iseng, tulisan di whiteboard teman-teman kost ini saya hapus dan diganti menjadi “Bersih-bersih Kost” atau “Ngepel kamar Fitra” atau “Cuci Baju” atau juga “traktir teman-teman” dan yang lainnya...:) , iseng memang.... tapi kalau mengingatnya kembali rasanya menyenangkan punya teman-teman seperti mereka..

Tapi ikhwan, tulisan ini ingin bercerita lebih dari kebiasaan iseng yang dulu sering saya lakukan, lebih dari itu, karena ini tentang Formula masa depan, rahasia atas hidup. Diruangan kamar kost ketika saya kuliah dulu, tepatnya di dinding kamar sebelah kanan, ada selembar kertas looseleaf lusuh berdebu yang menempel diatas selembar stereofom bekas peninggalan penghuni kamar yang sebelumnya. Kertas yang warnanya sudah menjadi putih kekuning-kuningan ini berisi tentang rencana hidup, anda mungkin tidak percaya...tapi kertas ini didalamnya berisi tentang Rencana hidup saya yang saya tulis dari usia 19 tahun sampai nanti berusia 63 tahun dan meninggal dunia. Saya menuliskannya ketika masih berada di semester 2 Jurusan Akuntansi UNS, saya membuatnya secara terinci, satu demi satu keinginan yang ingin saya dapatkan selama hidup kemudian saya tuliskan diatas lembaran kertas tadi, target tahun demi tahun dan keinginan demi keinginan. Semuanya saya tuliskan dengan baik.

Setiap keinginan yang ingin saya capai, saya tuliskan dengan jelas diatasnya dan kapan ingin saya capai.segalanya. ... Indeks Prestasi, Karier Organisasi kampus, Jenis Pekerjaan untuk hidup, Tahun Kelulusan, waktu pernikahan, jumlah anak, punya rumah sendiri, dan semua keinginan yang ada didalam benak saya ketika itu saya tuangkan dan saya tempelkan didinding kamar. Setiap kali duduk di meja belajar, tulisan ini berada tepat didepan saya. Selalu terbaca, selalu teringat dan menjadi sesuatu yang menginspirasi. Inilah yang saya lakukan.

Banyak teman-teman se kost atau tamu dari luar yang datang berkunjung ke kamar saya ketika melihat tulisan “Cita-cita” saya ini kemudian memberi komentar, dari yang hanya sekedar memberikan senyum geli hingga komentar yang aneh-aneh..maklumla h,sepertinya ini hal bodoh..

Saat ini, tepatnya 5 tahun setelah saya menuliskan setiap rencana saya dulu, tanpa sengaja ketika merevie tulisan ‘cita-cita’ itu,..saya terkaget-kaget karena mendapatkan lebih dari 90% keingingan yang saya tulis dulu telah saya capai sekarang dan bahkan lebih cepat 2 tahun dari rencananya. Pernikahan yang direncanakan tahun 2006 ternyata 2004, mendapat pekerjaan mapan di perusahaan besar setelah lulus tahun 2007 ternyata terjadi 2005, memiliki 3 orang ana lengkap di 2010 ternyata terjadi di 2008 ini, membangun usaha sendiri untuk mandiri di 2011 ternyata terjadi di tahun 2008, punya cita-cita bikin warnet,warung nasi dan supermarket ternyata dua yang awal sudah saya lakukan (semoga super marketnya segera menyusul...: ) ), dan satu per satu keinginan didalam kertas ‘Cita-cita’ ini pun terjadi, Allahu akbar.

Saat ini saya tidak ingin mengajak anda untuk mengetahui apa yang saya rencanakan dulu dan apa yang saya dapatkan skarang, toh skarang juga saya belum jadi apa-apa,.. tapi ini adalah tentang “the law of atraction” atau Hukum tarik menarik. Akan sangat menarik kalau anda membaca buku “The Secret” atau melihat film nya. Teori ini mengatakan pada intinya, bahwa sesungguhnya seluruh sumber daya yang kita butuhkan untuk jadi pemenang dalam hidup ini ada di fikiran kita. Ketika kita selalu befikir tentang ‘sesuatu’ hal secara terus menerus maka secara tidak sadar kita telah menarik ‘sesuatu’ itu untuk masuk kedalam kehidupan kita. Anda mungkin pernah mengalami ketika sedang menginginkan banget terhadap ‘sesuatu’ ternyata tiba-tiba tanpa disangka-sangka anda mendapatkannya, baik langsung saat itu juga atau setelah beberapa lama..

Para psikolog modern kemudian mengembangkan teori ini dengan membuat sebuah terapi yang disebut “Visualisation” . Ada seorang pasien yang telah di vonis dokter akan lumpuh selamanya yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat dan mengakibatkan hampir seluruh tulang ditubuhnya patah dan akhirnya hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pasien ini kemudian diterapi dengan metode Visualisation, caranya dengan setiap hari pasien ini dimina untuk membayangkan bahwa ia sehat, bisa berjalan, beraktivitas seperti orang normal. Ia melakukannya dengan baik dan akhirnya hasilnya mengejutkan ilmu kedokteran karena tepat sehari sebelum natal tiba, ia telah dapat berjalan dan menggerakkan tubuhnya dengan normal.

Anda juga pasti mengenal aktor komedi yang memerankan “The Mask”, manusia super bertopeng hijau. Jim Carey, sebelum menjadi seorang aktor hollywood ternama yang ia lakukan adalah menggunting selembar kertas dan digambari seperti sebuah Cek, kemudian diatasnya ia menuliskan angka 1 juta dolar sebagai keinginannya bermain film dan dibayar sesuai angka ini. Cek palsu ini kemudian ditempel di dinding langit-langit kamarnya dan selalu dipandangi ketika akan tidur. Dan ini terjadi, angka bayaran yang ia terima untuk film pertamanya adalah 1 juta dolar, sama persis seperti cek yang ia buat sendiri di kamarnya.

Ada banyak cerita yang memberikan kepada kita pelajaran tentang betapa hebatnya kekuatan pikiran ini, itulah sebabnya mengapa para trainer sering mengajarkan kepada kita kata-kata seperti “AKU BISA”...”LUAR BIASA” atau “HEBAT” dan yang lainnya. Kekuatan ini juga yang ternyata merubah seorang Albert Einsten sang penemu teori relativitas yang pada masa kecilnya hingga usia 20 tahun menjadi anak dislexia atau seperti autis yang tidak dapat diharapkan kehidupannya. Namun setelah dewasa tiba-tiba ia menjadi sangat hebat dengan Fisika, ketika ditanya dari mana mendapat inspirasi tentang teori relativitas ia mengatakan bahwa dulunya ia hanya sering membayangkan dirinya berlari-lari diantara galaksi, inilah kekuatan fikiran.

Ini adalah hal yang sangat menarik, karena kita dapat menjadi apa saja yang kita inginkan,hanya dengan menuiskan keinginan kita, memohonkannya kepada Allah, senantiasa berfikir tentangnya,bekerja menghilangkan setiap aktivitas yang tidak ada hubungannya dengan setiap keinginan yang kita buat. Inilah yang disebut oleh Allah Swt dalam Firman Nya yang mulia

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(Qs At Thalaaq :64-65)

Maka apalagi yang sedang anda tunggu..segeralah tuliskan setiap keinginan anda secara terinci, keinginan demi keinginan, waktu demi waktu, Semoga Allah Tabaraka Wata’ala memudahkan kita dalam setiap urusan.

Saturday, August 30, 2008

Memberi tanpa harap..

Assalamualaikum.

Marilah kita coba suatu hari saja dari hari-hari kita dengan niat untuk memberi... mulailah dengan sesuatu yang kecil, yang dimata anda tidak memiliki harga..mulailah dari uang receh. Kumpulkan beberapa uang receh yang mungkin tercecer disana-sini,hanya untuk satu tujuan: DIBERIKAN. Apakah anda sedang berada diatas bus kota yang panas, lalu datang pengamen yang memekakan telinga. Atau, anda sedang berada dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil datang dan meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat anda tentang kemalasan,kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping anda kepada mereka.

Barangkali ada rasa enggan dan kesal, tekanlah rasa itu seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorangpun ingin memurukkan dirinya menjadi seorang pengemis..? ingat, saat ini anda hanya sedang berlatih “memberi”, mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti... rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.

Sebenarnya, memberi tanpa pertimbangan bagaikan menyingkirkan batu penghambat arus sungai, arus sungai adalah rasa kasih dalam diri , sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya bukanlah receh atau berlian yang anda berikan.. karena kemurahan anda tidak terletak ditangan..melainkan di hati....


Modal itu Namanya Ketekunan


Assalamualaikum.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus, keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin akan tujuan dan jalan anda maka anda harus memiliki ketekunan untuk tetap berusahan. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan ditengah tekanan dan kesulitan. Anda harus tetap mengambil langkah selanjutnya dan jangan hanya berhenti dilangkah pertama. Memang semakin jauh anda berjalan akan semakin banyak rintangan yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin anda berhenti, maka anda tidak akan berada disini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri anda, apapun yang anda lakukan jangan sampai kehilangan ketekunan anda. Karena ketekunan ini adalah daya tahan anda.

Orang mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah tetap dimulai dari satiu langkah pertama, dan sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus anda mulai dari hati, kemudian fikiran dan usaha-usaha anda. Semoga berhasil.

Saturday, January 05, 2008

Kemenangan Dari Allah

Assalamualaikum.

Saya teringat dengan sebuah cerita seorang anak bernama Mark, suatu ketika ada sebuah perlombaan balapan mobil-mobilan rakitan anak-anak yang diikuti oleh banyak anak kecil dengan menampilkan mobil rakitan mereka sendiri yang keren-keren dan bagus....

Mark adalah seorang diantara mereka, ia pun mengikuti perlombaan balapan ini dengan sebuah mobil rakitan ala kadarnya, tampak sangat biasa dibandingkan mobil-mobil rakitan anak-anak yang lain... Mark tetap saja bangga karena mobil itu adalah buatannya sendiri dan tanpa disangka siapapun., rupanya ia termasuk 4 anak yang masuk ke babak final akhirnya...


Para penonton bergemuruh menyambut ke-empat anak yang akan memasuki sesi terakhir dari perlombaan ini, pemenang dari perlombaan ini akan mendapatkan piala dan sejumlah uang.. saat yang dinanti-nantikan telah tiba, teriakan dan tepukan penonton bergema memenuhi seisi ruangan dan meramaikan puncak final perlombaan... terlihat mobil rakitan para finalis yang sangat bagus, dengan bermacam asesoris dan lampu kerlap-kerlip diatasnya membuat mobil mereka seperti mobil sungguhan..hanya mobil Mark saja yang tidak istemewa, tidak terlihat bahwa ia adalah seorang yang diunggulkan dalam final ini dengan mobil sederhananya..

Peserta finalis telah berdiri di belakang garis start, beberapa saat lagi lomba akan dimulai..semua terdiam menunggu peluit start dibunyikan..penonton semakin riuh bergemuruh..tepukan tangan terdengar memenuhi ruangan...suasana terasa semakin menegang.. tiba-tiba..Mark meminta jeda waktu sebentar sebelum start dimulai, terlihat ia memejamkan matanya,.mulutnya berkomat-kamit seolah berdoa...dan setelah itu..”Saya Siap..” tuturnya.

Dor....lombapun dimulai, penonton semakin ramai menyemangati jagoan mereka masing-masing. Ke-empat mobil rakitan itu saling salip-menyalip mencoba melalui mobil lawan, mencoba mendapatkan tempat pertama dalam balapan.. hampir mencapai garis finish “Ayo...ayo...cepat..sedikit lagi...” semakin ramai saja teriakan penonton. Dan akhirnya finishhh...terlihat mobil pertama yang menyentuh garis finish adalah mobil Mark..ya, semuanya tenang. Dan ia pun terlihat berkomat-kamit lagi dan berucap “Terimakasih ya Tuhan.....”

Tiba saat peneyerahan piala, Mark maju ke depan dengan bangga untuk menerima piala. Sebelum piala diserahkan, Ketua panitia bertanya, “Hai Jagoan, tadi pasti kamu berdoa kepada tuhan agar kamu menang bukan..?! “Mark terdiam, dan kemudian dia menjawab “Bukan pak, bukan itu doa yang aku panjatkan..”

Ia lalu melanjutkan,”sepertinya tidak adil kalau aku berdoa kepada tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain., aku hanya bermohon kepada tuhan,.Supaya aku tidak menangis jika nanti aku kalah,” semua hadirin terdiam mendengar itu, setelah beberapa saat , semua bertepuk tangan... bergemuruh riuh bergembira....

Cerita ringan bukan..?! iya, ceritanya meninggalkan berkas pesan untuk ikhwah semua,. Si Mark kecil mengajarkan kepada kita bahwa ia tidak selalu meminta kepada tuhan untuk “diMenangkan” dalam setiap “Lomba”, diloloskan dalam setiap “Ujian”, Mengatur setiap hasil yag ingin diraihnya, dan mengabulkan setiap harapannya, namun Mark hanya berdoa kepada tuhan agar diberikan kekuatan dalam menghadapi hidup, agar tidak menangis ketika harus kalah dalam ujian, agar mengetahui kelemahannya, menerimanya sebagai ketentuan tuhan, dan agar diberikan kesempatan untuk berusaha...”

Betapa mungkin sering sekali kita berdoa kepada Tuhan untuk dijadikan nomor satu, diberikan yang terbaik, dan dijauhkan dari segala macam cobaan yang akan menghalau...:) padahal bukankah sesungguhnya yang kita butuhkan hanyalah Bimbingan-Nya...Tuntunan-Nya...Panduan-Nya.....?!..
isn’t it...:)


Thanks Mark,.